April charona ASKEP

Aku adalah salah satu orang yang tidak puas karna teknologi alias pengen tau terus bagi kawan kawan yang di prima yang nemerlukan askep bisa lihat askep saya .....by A: April MA_cha120 Br3 ITINK

Rabu, 02 Juni 2010

Askep hernia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Hernia inguinalis adalah protusio usus lewat kanalis inguinalis yang abnormal. Keadaan ini bisa congenital atau akuisita dan lebih sering ditemukan pada laki-laki.
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis Karena keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak dari pembuluh darah epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari annulus inguinalis eksternus.apabila hernia ini berlanjut akan turun sampai ke scrotum disebut hernia scrotalis. (Syamsuhidayat R. 1997 hal 704-705)
Ada beberapa jenis hernia yaitu :
• Hernia diafragmatik yaitu protrusi bagian organ abdomen melalui lubang pada diafragma.
• Hernia hiatal sliding yaitu protrusi struktur abdomen ( biasanya lambung ) melalui hiatus esophagus.
• Hernia hiatus yaitu suatu keadaan dimana terjadi perpindahan secara intermiten (sementara) atau secara permanent (menetap) bagian lambung disertai perpindahan bagian esophagus dari intra abdomen kedalam rongga dada ( rongga thoraks ) diatas diafragma melalui hiatus esophagus yang normal.
• Dan lain-lain

1.2. Ruang Lingkup
Pembahasan laporan kasus ini hanya membahas bagaimana menerapkan asuhan keperawatan pada salah seorang pasien dengan post operatif hernia inguinalis diruang rawat inap Anggrek II RSUD Dr.RM.Djoelham Binjai.


1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien post operatif hernia inguinalis diruang rawat inap Anggrek II RSUD Dr.RM.Djoelham Binjai.

1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mampu menerapkan pengkajian pada pasien dengan post operatif
b. Mampu menerapkan rencana tindakan dalam usaha mengatasi masalah yang timbul sesuai dengan diagnosa keperawatan
c. Mampu menerapkan rencana dalam bentuk tindakan yang nyata sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan
d. Mampu menilai hasil tindakan keperawatan yang telah diterapkan terhadap pasien post operatif hernia inguinalis

1.4. Kegunaan Penulisan
1. Bagi penulis yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan penampilan penyusun dalam menerapkan asuhan keperawatan terhadap pasien yang post operati hernia inguinalis.
2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan mendapatkan pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan mengarah kepada pasien dan konsep yang ada.
3. Sebagai bahan masukan dan pengembangan pengetahuan bagi institusi pendidikan
4. Sebagai sumbangan pengetahuan dan pedoman bagi tenaga keperawatan terutama perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien post operatif hernia inguinalis

1.5. Metode Penulisan
Yaitu dengan metode deskriptif dengan tipe studi kasus yang menelusuri literature dan dilaksanakan pada pasien post operatif hernia inguinalis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS


2.1. Konsep Dasar
2.1.1. Defenisi
Hernia inguinalis adalah protusio usus lewat kanalis inguinalis yang abnormal. Keadaan ini bias congenital atau akuisita dan libih sering ditemukan pada laki-laki.
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis Karena keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak dari pembuluh darah epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari annulus inguinalis eksternus.apabila hernia ini berlanjut akan turun sampai ke scrotum disebut hernia scrotalis.
(Syamsuhidayat R. 1997 hal 704-705)

2.1.2. Etiologi
Penyebab biasanya tidak diketahui tetapi bias terjadi karena
- kelemehan otot pada jaringan penyokong
- Meningkatnya tekanan intra abdominal seperti batuk kronik, asites, konstipasi

Factor terjadinya hernia ini pada dewasa:
- Pertambahan usia
- Kegemukan
- Merokok




2.1.3. Anatomi Fisiologi
Hernia terdiri dari :
a. Kantong
Terdiri dari diverfikulum peritoneum yang dibagi atas mulut, serviks, korvus dan fundus.

b. Isi
1. Omentum
2. Usus : Seluruh / sebagian lingkaran usus
3. Kandung kencing
4. Ovarium dengan / tanpa tuba fallopi
5. Apendiks
6. Divertikel meckel
7. Cairan sebagian dari asites
c. Penutup
Berasal dari lapisan dinding abdomen yang keluar melalui lubang kantung. (Mowschenson M. Peter, 1990 hal 190)
Kanalis inguinalis lateralis dibatasi dikraniolateral oleh annulus inguinalis internus yang merupakan bagian dari fasia tranversalis dan aponeurosis. Musculus transverses abdominalis dimedia bawah, diatas tuberkulum pubikum kanal ini dibatasi oleh annulus inguinalis eksternus.









2.1.4. Patofisiologi

Meningkatnya tekanan
Intra abdominalis


Hernia inguinalis lateralis benjolan
Testis mengalami penurunan
Pengawasan
Testis sebagai suatu struktur
(retroperitoneal)

Desensus testis dari dinding - Simetidin
Belakang abdomen - Istirahat ( Kebutuhan diri terganggu )

Scrotum

Peritoneum ikut terbawa
Sbg suatu tube

Canalis inguinalis scrotum gangguan refleks

Obliterasi peritoneum mengalami
penonjolan (prosesus vaginalis) gangguan
BAK,
rasa nyaman

Tunika vaginalis

Radiografi
Pemeriksaan endoskopi

Scrotum hernia inguinalis cavum peritoneal


Hemoragi obstruksi strangulasi toleransi aktifitas





(Mansjoer, Arif. 2002)

2.1.5. Gejala Dan Tanda
- Pada orang dewasa
• Laki-laki : benjolan didaerah inguinal yang dapat mencapai scrotum
• Wanita : benjolan dapat mencapai labium majus

- Pada anak-anak : bila menangis timbul benjolan pada abdomen bagian bawah dapat mencapai srotum/ labium majus.

Mula-mula benjolan ini baik pada anak-anak maupun orang dewasa, bila berbaring benjolan akan hilang karena isi kantong hernia masuk kembali kedalam cavum abdomen. (Bratajaya, cetakan I)

2.1.6. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiografi
Tampak bayangan udara dibelakang jantung pada foto toraks
2. Endoskopi
Pada pemeriksaan endoskopi dapat segera ditentukan komplikasi yang mungkin timbul akibat hernia dan dilakukan pemeriksaan biopsy jaringan untuk pemeriksaan histopatologi.

2.1.7. Komplikasi
Komplikasi pra bedah
a. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia, sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis ireponibilis.
b. Terjadi penekanan terhadap dinding hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk. Cicin hernia menjadi telatif sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis inkarserata.
c. Bila inkarserata dibiarkan maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulate.

Komplikasi pasca bedah
a. 10% pasien mengalami herniorafi inguinalis. Jarang dilaporkan penempatan jahitan yang kurang hati-hati pada pembuluh darah iliaka eksterna atau femoralis.
b. Retensi urin bisa merupakan masalah dan diperlukan kateterisasi. Perdarahan scrotum bisa bisa timbul dan mungkin diperlukan operasi ulang untuk pengendalian.

2.1.8 Penatalaksanaan
a. Medis
- Antasida : dosis 15-30 ml (syrup) untuk menetralkan asam lambung
- Gavison : 2-3 tablet setiap hari untuk membentuk gel alkali lambung
- Metoklopramid : 10-20 mg ( perektal) setiap hari, 4 kali setiap hari selama 16 minggu. Menghasilkan perbaikan frekuensi dan beratnya heatburn, antiemesis, gangguan peristaltic yang lemah dan setelah pembedahan.
- Kolinergik : 25 mg betanol 4 kali setiap hari selama 2 bulan ( supositoria ) menghasilkan perbaikan yang nyata terhadap keluhan heatburn dan dapat mengurangi pemakaian antasida.
- Simetidin : 1,6 gr perhari selama 4 minggu ( intravena ) menghambat sekresi asam lambung

b. Keperawatan
1. Pra operasi
- Pertahankan penghisapan oksigen
- Beri posisi semi fowler
- Bantu dengan prosedur diagnostic dan pra operasi
- Jaga agar kantong visera tetap lembab
- Beri obat-obatan
- Gunakan unit penghangat overhand
- Puasakan
- Gunakan tindakan kenyamanan

2. Pasca operasi
- Gunakan perawatan dan observasi secara rutin
- Gunakan tindakan kenyamanan
- Waspadai tanda-tanda signifikan
- Lakukan perawatan pasca operasi secara rutin

2.2.Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dalam asuhan keperawatan yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan pasien. Pengkajian yang benar dan terarah akan memudahkan dalam merencanakan tindakan evaluasi dari tindakan yang telah dilaksanakan. Pengkajian pada pasien dilakukan secara sistemik dan berisikan informasi subjektif dan objektif dari pasien yang diperoleh melalui wawancara dan pemeriksaan fisik.
Berdasarkan pengkajian yang didapat setelah operasi yaitu :
• Aktivitas / Istirahat
Gejala : ketidak mampuan unutk melakukan aktivitas sehari-hari karena adanya luka jahit yang terasa nyeri
Tanda : luka belum sembuh dan masih basah
• Sirkulasi
Gejala : tekanan darah normal
Tanda : tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 74 x / menit
• Integritas ego
Gejala : peningkatan factor resiko
Tanda : ansietas, peka terhadap rangsangan
• Makan /cairan
Gejala : tidak ada gangguan dalam pemasukan nutrisi dan cairan
Tanda : turgor kulit bagus, konjungtiva tidak anemi
• Hygiene
Gejala : peningkatan kebutuhan bantuan dalam membersihkan badan
Tanda : dibantu oleh orang lain dalam mengelap badan
• Pernafasan
Gejala : pernafasan normal
Tanda : tidak ada riwayat infeksi saluran nafas
• Keamanan
Gejala : resiko tinggi terhadap infeksi
Tanda : luka masih basah
• Interaksi social
Gejala : ketergantungan terhadap orang sekitar dalam melakukan aktifitas
Tanda : semua aktifitas dibantu oleh orang lain

2.3. Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan
1. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis kesakitan, luka masih basah, mengerutkan dahi, merasa tidak nyaman.
Tujuan : Nyeri teratasi
KH : Memperlihatkan rasa nyaman
I : Kaji tingkat nyeri
R :
Untuk mengetahui skala nyeri yang terjadi pada pasien
I : Jelaskan penyebab nyeri
R :
Denagn menjelaskan penyebab nyeri diharapkan dapat mengurangi stress dank lien dapat mengerti tentang keadaan dirinya


I : Ciptakan lingkungan yang terapeutik
R :
Agar pasien merasa tenang dan nyaman
I : Kolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic
R :
Mengurangi nyeri dan mencegah terjadinya infeksi pada daerah insisi

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi pembedahan daerah operasi ditandai dengan luka masih basah, peningkatan suhu tubuh
Tujuan : Tidak ada infeksi
KH : Tidak ada tanda-tanda infeksi dan luka mongering
I : Periksa luka jahitan setiap hari
R :
Luka basah akan memungkinkan terjadi infeksi
I : Bersihkan luka dengan tehnik steril
R :
Menghindari terjadinya kontaminasi
I : Ganti perban setiap hari
R :
Mengurangi resiko terjadinya infeksi
I : Ukur vital sign setiap hari
R:
Adanya demam sebagai tanda adanya infeksi
I : Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic
R :
Mencegah terjadinya infeksi




3. Retensi perkemihan berhubungan dengan nyeri, trauma, dan akibat anastesi selama pembedahan abdomen bawah ditandai dengan abdomen mengeras, peristaltic menurun, urin sulit untuk keluar
Tujuan : Pasien dapat berkemih tanpa kesulitan
KH : Dalam 8-10 jam pasca pembedahan pasien berkemih tanpa kesulitan dan mengeluarkan urin sebanyak =100 ml setiap perkemihan.
I : Kaji dan dokumentasikan distensi suprapubik atau laporan pasien tentang tidak dapat berkemih
R :
Temuan ini dapat memberikan tanda bila ada kerusakan jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan lebih lanjut
I : Pantau haluan urine, dokumentasikan dan laporkan berkemih sering < 100 ml
R :
Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan / penyimpangan dari hasil yang diharapkan
I : Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
R :
Untuk mengatasi dan mencegah infeksi

4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas
Tujuan : Pasien mengetahui perawatan luka setelah pembedahan
KH : Memperlihatkan rasa tenang dan nyaman
I : Terangkan tentang penyakit dan pengobatan
R :
Pasien mengerti dan mau bekerja sama
I : Beri motivasi pada pasien
R :
Agar pasien tidak cemas
I : Beri informasi tentang pengobatan
R :
Agar pasien mengetahui tentang pengobatan penyakitnya

2.4. Implementasi
Implementasi merupakan penerapan dari rencana tindakan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Diarahkan untuk mengatasi masalah dalam pencapaian tujuan kegiatan yang dilakukan oleh perawat bersama keluarga dan tim kesehatan lainnya. Untuk mencapai keberhasilan, tindakan yang diberikan harus berorientasi pada standard an prinsip keperawatan.

2.5. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan atau penilaian dari proses keperawatan yang telah dilaksanakan dimana perawat mencari kepastian keberhasilan dan juga mengetahui sejauh mana masalah pasien dapat teratasi.
Dalam mengevaluasi akan ditemukan 4 kemungkinan yang dapat menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :
- Masalah pasien dapat diatasi seluruhnya
- Masalah pasien dapat diatasi sebagian
- Masalah pasien sama sekali tidak dapat diatasi
- Muncul masalah baru

Jika tujuan perawatan belum tercapai dengan baik maka perawat harus melakukan pengkajian kembali terhadap pasien ( reassessment )






BAB III
TINJAUAN KASUS


3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas Pasien
Inisial pasien : Tn. I
Umur : 54 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Karya Perdamaian Stabat
Nama penanggung jawab
Nama : Ny. A
Umur : 48 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT

3.1.2. Diagnosa dan Informasi Medik yang Penting
Tanggal / jam masuk : 30 april 2008/ 09.00 wib.
Tanggal pengkajian : 02 mei 2008
Diagnosa medik : Hernia inguinalis
Diagnosa terakhir : Hernia inguinalis
No. Medical Record : 076590
Dikirim oleh : Keluarga
Ruang rawat : Anggrek II RSU Dr.RM. Djoelham
Binjai

3.1.3. Keluhan Utama
Pra Operasi :Benjolan didaerah abdomen bawah dan nyeri
Pasca Operasi : nyeri pada daerah insisi
3.1.4. Alasan Masuk Rumah Sakit
Ingin mendapat penangan yang segera terhadap nyeri dan benjolan yang dialami pasien.

3.1.5. Riwayat Penyakit
Benjolan didaerah scrotum sebelah kiri dialami pasien lebih kurang 5 tahun dan rasa nyeri tersebut sering kambuh saat beraktivitas.
3.1.6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram




























Keterangan :
: LAki-laki/ Perempuan yang sudah meninggal


: Laki-laki


: Perempuan


: Pasien


: Tinggal Serumah

Keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit seperti yang dialami pasien. Salah satu orang tua dan mertua dari pasien sudah meninggal karena usia yang sudah tua.

3.1.7. Kebutuhan Dasar
1. Pola Makan
a. Sebelum dirawat dirumah sakit
1. Makan pagi : jam 06.30 wib
2. Makan siang : jam 12.30 wib
3. Makan sore : jam 19.00 wib
Jenis makanan yang dikonsumsi pasien terdiri dari nasi dan lauk pauk, setiap makan pasien menghabiskan 1 porsi makanan yang disajikan.
b. Selama Dirawat dirumah sakit
1. Makan pagi : jam 07.00 wib
2. Makan siang : jam 12.00 wib
3. Makan sore : jam 16.00 wib
Dirumah sakit pasien mendapat makanan berupa nasi lengkap dengan lauk pauk, setiap makan pasien menghabiskan 1 porsi.



2.Pola Eliminasi
a. Sebelum dirawat dirumah sakit
1. BAB : 1 x sehari, konsistensi agak keras
2. BAK : 4-6 x sehari tidak ada kesukaran
b. Selama dirawat dirumah sakit
1. BAB : 1 x dalam 2 hari agak sukar
2. BAK : 3-4 x sehari agak terasa nyeri saat BAK

3. Pola Tidur dan Istirahat
a. Sebelum dirawat dirumah sakit
Pasien tidur 8-9 jam
b. Selama dirawat dirumah sakit
Pasien tidur 6-7 jam

4.Pola Hygiene
a. Sebelum dirawat dirumah sakit
1. Mandi : 2 x sehari
2. Cuci rambut : 2 x sehari
3. Gosok gigi : 2 x sehari
b. Selama dirawat dirumah sakit
1. Mandi : 2 x sehari dilap dibantu oleh keluarga
2. Cuci rambut : tidak pernah
3. Gosok gigi : 1 x sehari

3.1.8.Pemeriksaan fisik
a. Vital sign
Temperature : 40˚C
HR : 74 kali permenit
RR : 24 kali permenit
TD : 120/80 mmHg
b. Kepala
Warna rambut hitam, bersih, tidak berketombe
c. Mata
Lengkap, simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
d. Mulut
Mukosa mulut lembab, rongga dan tonsil tidak ada peradangan, gigi lengkap
e. Telinga
Simetris, tidak ada infeksi, jumlah serumen normal
f. Hidung
Simetris, tidak ada polip
g. Leher
Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid
h. Muka/ wajah
Tidak ada kelainan hanya tampak mengerutkan kening dan sesekali tampak meringis menahan sakit
i. Abdomen
Adanya penonjolan yang mencapai ke scrotum akibat hernia
j. Genitalia
Adanya luka pada scrotum akibat pembedahan
k. Integumen dan otot
Kulit lembab, dan tonus otot menurun
l. Data psikologis
Pasien mencemaskan keadaan dirinya yang merasakan nyeri akibat bekas pembedahan dan tidak dapat melakukan aktifitas
m. Data spiritual
Pasien taat beribadah kepada Allah SWT




3.1.9.Pemeriksaan Penunjang
Tanggal pemeriksaan jenis pemeriksaan hasil
30 april 2008 Rontgen toraks Paru-paru dan jantung normal
30 april 2008 Endoskopi Penurunan usus kedaerah
Inguinal
30 april 2008 Darah lengkap Normal
30 april 2008 Konsul paru & jantung Normal

3.1.10.Program Dokter
a. Istirahat ditempat tidur / tirah baring
b. Infus Ringer Laktat 30 gtt/menit
c. Injeksi Cefotaxim 1 gr / 12 jam
d. Injeksi Tramadol 1a / 8 jam
e. Injeksi Ulsikur 1 gr / 8 jam
f. Asam Mefenamat 3 x 1 tablet
g. B. Complex 3 x 1 tablet
h. Ciproflaxacin 2 x 1 tablet
i. Diet MB












FORMAT ANALISA DATA
Nama pasien : Tn.I
Ruangan : Anggrek II
No.Register : 076590
Diagnosa : Post Operatif Hernia Inguinalis

No. DATA MASALAH PENYEBAB
1 Ds :
- Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi
- Pasien mengatakan lukanya masih basah
Do :
- Pasien tampak meringis menahan sakit
- Pasien tampak lemah
- Luka tampak masih basah Nyeri Insisi pembedahan
2 Ds :
- Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas
- Pasien mengatakan takut untuk bergerak
Do :
- Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
- Pasien tampak ragu untuk bergerak

Intoleransi aktifitas Nyeri
3 Ds :
- Pasien mengatakan tidak tahu cara merawat luka bedah
Do :
- Pasien sering bertanya tentang penyakitnya kepada perawat dan dokter
- Pasien tampak cemas Kurang pengetahuan Regiment post operatif


Masalah keperawatan sesuai perioritas
a. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis menahan sakit dan luka masih basah
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
c. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas










3.2.Perencanaan
RENCANA TINDAKAN

Nama : Tn.I
Umur : 54 Tahun
Ruangan : Anggrek II

No. Diagnosa keperawatan Hasil yang diharapkan (tujuan sasaran) Rencana tindakan rasionalisasi Paraf/ nama
1 Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis menahan sakit dan luka masih basah
Nyeri teratasi
KH : Memeperlihatkan rasa nyaman, luka kering - Kaji tingkat nyeri


- Ciptakan lingkungan yang terapeutik


- Ganti perban setiap hari

- Kolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotik -Untuk mengetahui skala nyeri yang terjadi
-Pasien dapat merasa tenang dan nyaman
-Mencegah terjadinya infeksi
-Untuk mengurangi nyeri dan mencegah infeksi

2 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
Dapat melakukan aktifitas sendiri
KH : Nyeri tidak ada lagi - Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
- Ajarkan pasien untuk menggerakkan badannya
- Ajarkan pasien tehnik reksasi dan napas dalam -Agar kebutuhan terpenuhi

-Agar badan tidak kaku


-Untuk mengurangi rasa nyeri dan ansietas
3 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas
Pasien mengetahui perawatan luka setelah pembedahan
KH : Memperlihatkan rasa tenang dan nyaman - Terangkan tentang penyakit dan pengobatan


- Beri motivasi pada pasien

- Beri informasi tentang pengobatan -Pasien mengerti dan mau bekerja sama

-Dapat mengurangirasa cemas
-Agar pasien tahu tentang pengobatan penyakitnya


3.3.Implementasi Dan Evaluasi
CATATAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.I
No.register : 076590

Tanggal No.Dx Implementasi dan Observasi Hasil Evaluasi (perkembangan) Paraf/ nama
02-05-2008/ jam 10.00 wib-selesai 1.











2.











3. - Mengkaji tingkat nyeri
- Menciptakan lingkungan yang terapeutik
- Mengganti perban setiap hari
- Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic



- Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
- Mengajarkan pasien untuk menggerakkan badannya
- Mengajarkan pasien tehnik reksasi dan napas dalam



- Menerangkan tentang penyakit dan pengobatan
- Memberi motivasi pada pasien
- Memberi informasi tentang pengobatan S : Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi dan luka masih basah
O : Pasien tampak meringis menahan sakit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas dan takut untuk bergerak
O : Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S: Pasien mengatakan tidak tahu cara parawatan luka bedah
O : Pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
03-05-2008/ jam 10.15 wib- selesai 1.














2.











3. - Mengkaji tingkat nyeri
- Menciptakan lingkungan yang terapeutik
- Mengganti perban setiap hari
- Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic






- Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
- Mengajarkan pasien untuk menggerakkan badannya
- Mengajarkan pasien tehnik reksasi dan napas dalam



- Menerangkan tentang penyakit dan pengobatan
- Memberi motivasi pada pasien
- Memberi informasi tentang pengobatan S : Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi dan luka masih basah
O : Pasien tampak meringis menahan sakit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan




S : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas dan takut untuk bergerak
O : Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S: Pasien mengatakan tidak tahu cara parawatan luka bedah
O : Pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
04-05-2008/ jam 10.30wib - selesai 1.











2.
- Mengkaji tingkat nyeri
- Menciptakan lingkungan yang terapeutik
- Mengganti perban setiap hari
- Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic



- Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
- Mengajarkan pasien untuk menggerakkan badannya
- Mengajarkan pasien tehnik reksasi dan napas dalam
S : Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi dan luka masih basah
O : Pasien tampak meringis menahan sakit
A : MAsalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas dan takut untuk bergerak
O : Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
05-05-2008/ jam 10.15-selesai 1.











2.
- Mengkaji tingkat nyeri
- Menciptakan lingkungan yang terapeutik
- Mengganti perban setiap hari
- Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic



- Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
- Mengajarkan pasien untuk menggerakkan badannya
- Mengajarkan pasien tehnik reksasi dan napas dalam
S : Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi dan luka masih basah
O : Pasien tampak meringis menahan sakit
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas dan takut untuk bergerak
O : Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
06-05-2008/ jam 10.00 wib - selesai 1. - Mengkaji tingkat nyeri
- Menciptakan lingkungan yang terapeutik
- Mengganti perban setiap hari
- Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic
S : Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi dan luka masih basah
O : Pasien tampak meringis menahan sakit
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan








BAB IV
PEMBAHASAN


Dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien post operatif secara umum penyusun tidak menemukan hambatan. Hal ini disebabkan sifat dan kooperatif pasien dan keluarga serta bantuan dari perawat dan tim kesehatan lainnya. Namun penyusun menemukan kesenjangan antara teoritis dengan kenyataan yang ditemukan pada pasien. Untuk lebih jelasnya berikut akan dibahas sejauh mana kegiatan yang dilakukan melihat keberhasilan dan kesenjangan.

4.1.Pengkajian
Dalam pengkajian sebagian data yang ditemukan pada pasien sama dengan data yang ada pada teoritis namun ada data yang ada pada teoritis tetapi tidak ditemukan pada kasus. Yaitu pada pengkajian fisik adanya peningkatan suhu tubuh, tetapi dalam kasus suhu tubuh pasien normal.

4.2.Diagnosa Keperawatan
Pada teoritis dicantumkan 4 diagnosa yang dapat ditegakkan pada pasien dengan hernia inguinalis lateralis. Sedangkan pada kasus Tn I. dari data pendukung yaitu data subjektif dan objektif ditemukan 3 diagnosis yaitu :
a. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis menahan sakit dan luka masih basah
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
c. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas


Adapun diagnosa yang tercantum pada teoritis adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis kesakitan, luka masih basah, mengerutkan dahi, merasa tidak nyaman.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi pembedahan daerah operasi ditandai dengan luka masih basah, peningkatan suhu tubuh
3. Retensi perkemihan berhubungan dengan nyeri, trauma, dan akibat anastesi selama pembedahan abdomen bawah ditandai dengan abdomen mengeras, peristaltic menurun, urin sulit untuk keluar
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas

Dalam kasus ditemukan diagnosa baru yang tidak terdapat dalam teoritis yaitu diagnosa ke 2 pada kasus. Diagnosa ini dapat ditegakkan karena sangat mengganggu pasien dan dalam setiap kegiatan yang seharusnya dilakukan pasien sendiri sekarang harus dibantu oleh orang lain.
4.3.Perencanaan
Dalam merumuskan rencana tindakan penulis tidak menemukan kesenjangan yang berarti antara teoritis dengan kasus. Hal ini disebabkan perencanaan yang dirumuskan mengacu pada teoritis dan perioritas masalah yang ada. Namun ada beberapa intervensi yang ada pada teoritis namun tidak dicantumkan pada kasus karena penyusun menyesuaikan dengan keadaan pasien.

4.4.Implementasi
Implementasi dilakukan setelah rencana tindakan sesuai kebutuhan pasien dan diharapkan dalam bentuk tindakan yang nyata dalam melaksanakan tindakan tersebut hamper semua rencana tindakan dapat diterapkan.



4.5.Evaluasi
Semua tujuan tercapai dengan penempatan waktu yang relative sesuai dengan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut juga didukung oleh sikap-sikap pasien dan keluarga yang kooperatif.


























BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan terhadap pasien hernia inguinalis lateralis pada Tn.I diruang Anggrek II RSU Dr.RM.Djoelham Binjai maka dapat diambil kesimpulan.
1. Pengkajian
Dalam melaksanakan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti yang dapat dikumpulkan, diperoleh dengan mudah karena adanya kerja sama antara pasien, keluarga dan penyusun serta tim kesehatan lainnya.
2. Perencanaan
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu direncanakan beberapa tindakan keperawatan dengan menentukan tujuan dan rasionalnya dari tindakan tersebut.
3. Tindakan Keperawatan / Implementasi
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ini sangat diperlukan kerja sama yang baik dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya agar pelaksanaan tindakan keperawatan ini dapat berkesinambungan maka dalam tindakan ini dapat mendelegasikan wawancara kepada perawat lain yang dipercaya.
4. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dalam menetapkan rencana tindakan untuk kasusu ini ternyata semua masalah dapat teratasi.








5.2. Saran
Berdasarkan penerapan proses keperawatan yang dilakukan pada Tn. I diriang Anggrek II RSUD Dr.RM.Djoelham binjai, maka penulis ingin memberikan saran yang mungkin dapat dipertimbangkan dan berguna bagi kita semua. Diantaranya :
1. Dalam melaksanakan pengkajian, untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan menyeluruh perlu ditingkatkan pendekatan secara biopsikososial, baik melalui komunikasi maupun observasi.
2. Untuk membuat rencana tindakan yang sesuai perlu ditingkatkan dan penembangan pengetahuan serta keterampilan yang berpatokan pada teoritis dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada.
3. Dalam mengevaluasi keberhasilan tindakan yang dilakukan hendaknya berpedoman pada tujuan dan criteria hasil yang telah disusun.
4. Diharapkan kepada pasien dan keluarga agar lebih terbuka dalam memberikan informasi yang diperlukan serta lebih meningkatkan hubungan kerja sama terhadap tim kesehatan dan lebih kooperatif terhadap tindakan keperawatan dan pengobatan yang dilakukan.














DAFTAR PUSTAKA


Bratajaya, Ilmu Bedah Dan Tehnik Operasi, Cetakan I, Fakultas Kedokteran
Universitas Surabaya, Surabaya

Doenges,Marylin, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Mansjoer, Arif, 2002. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, jilid 2, Media Eusculapius
FKUI, Jakarta.

Martin, Tucter Susan, 1998. Standar Praktek Keperawtan Pasien, EGC, Jakarta.

Mowschenson, M. Peter, 1990. Segi Praktis Ilmu Bedah, Edisi 2, Binarupa Aksara,
Jakarta.

Syamsuhidayat, R. , 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta

CARA MERAKIT KOMPUTER BESERTA GAMBARNYA LENGKAP
http://heru1745.multiply.com
Sengaja di sajikan beserta gambar agar mudah paham nggak usah baca buku tebal2 ini aja saya percaya akan memudahkan membantu merakit computer apapun jenisnya selamat mencoba.
Berikut ini akan dibahas mengenai bagaimana cara merakit komputer, terutama bagi mereka yang baru belajar .. dari beberapa referensi yang saya pelajari .. maka berikut ini akan dijelaskan langkah demi langkah cara merakit komputer, mudah-mudahan bermanfaat .. Red. deden
Komponen perakit komputer tersedia di pasaran dengan beragam pilihan kualitas dan harga. Dengan merakit sendiri komputer, kita dapat menentukan jenis komponen, kemampuan serta fasilitas dari komputer sesuai kebutuhan.Tahapan dalam perakitan komputer terdiri dari:
A. Persiapan
B. Perakitan
C. Pengujian
D. Penanganan Masalah


http://heru1745.multiply.com
Persiapan
Persiapan yang baik akan memudahkan dalam perakitan komputer serta menghindari permasalahan yang mungkin timbul.Hal yang terkait dalam persiapan meliputi:
1. Penentuan Konfigurasi Komputer
2. Persiapan Kompunen dan perlengkapan
3. Pengamanan
Penentuan Konfigurasi Komputer
Konfigurasi komputer berkait dengan penentuan jenis komponen dan fitur dari komputer serta bagaimana seluruh komponen dapat bekerja sebagai sebuah sistem komputer sesuai keinginan kita.Penentuan komponen dimulai dari jenis prosessor, motherboard, lalu komponen lainnya. Faktor kesesuaian atau kompatibilitas dari komponen terhadap motherboard harus diperhatikan, karena setiap jenis motherboard mendukung jenis prosessor, modul memori, port dan I/O bus yang berbeda-beda.
Persiapan Komponen dan Perlengkapan
Komponen komputer beserta perlengkapan untuk perakitan dipersiapkan untuk perakitan dipersiapkan lebih dulu untuk memudahkan perakitan. Perlengkapan yang disiapkan terdiri dari:
• Komponen komputer
• Kelengkapan komponen seperti kabel, sekerup, jumper, baut dan sebagainya
• Buku manual dan referensi dari komponen
• Alat bantu berupa obeng pipih dan philips
Software sistem operasi, device driver dan program aplikasi.

http://heru1745.multiply.com

Buku manual diperlukan sebagai rujukan untuk mengatahui diagram posisi dari elemen koneksi (konektor, port dan slot) dan elemen konfigurasi (jumper dan switch) beserta cara setting jumper dan switch yang sesuai untuk komputer yang dirakit.Diskette atau CD Software diperlukan untuk menginstall Sistem Operasi, device driver dari piranti, dan program aplikasi pada komputer yang selesai dirakit.
Pengamanan
Tindakan pengamanan diperlukan untuk menghindari masalah seperti kerusakan komponen oleh muatan listrik statis, jatuh, panas berlebihan atau tumpahan cairan.Pencegahan kerusakan karena listrik statis dengan cara:
• Menggunakan gelang anti statis atau menyentuh permukaan logam pada casing sebelum memegang komponen untuk membuang muatan statis.
• Tidak menyentuh langsung komponen elektronik, konektor atau jalur rangkaian tetapi memegang pada badan logam atau plastik yang terdapat pada komponen.

http://heru1745.multiply.com

Perakitan
Tahapan proses pada perakitan komputer terdiri dari:
1. Penyiapan motherboard
2. Memasang Prosessor
3. Memasang heatsink
4. Memasang Modul Memori
5. memasang Motherboard pada Casing
6. Memasang Power Supply
7. Memasang Kabel Motherboard dan Casing
8. Memasang Drive
9. Memasang card Adapter
10. Penyelesaian Akhir

1. Penyiapan motherboard
Periksa buku manual motherboard untuk mengetahui posisi jumper untuk pengaturan CPU speed, speed multiplier dan tegangan masukan ke motherboard. Atur seting jumper sesuai petunjuk, kesalahan mengatur jumper tegangan dapat merusak prosessor.

http://heru1745.multiply.com
2. Memasang Prosessor
Prosessor lebih mudah dipasang sebelum motherboard menempati casing. Cara memasang prosessor jenis socket dan slot berbeda.Jenis socket
1. Tentukan posisi pin 1 pada prosessor dan socket prosessor di motherboard, umumnya terletak di pojok yang ditandai dengan titik, segitiga atau lekukan.
2. Tegakkan posisi tuas pengunci socket untuk membuka.
3. Masukkan prosessor ke socket dengan lebih dulu menyelaraskan posisi kaki-kaki prosessor dengan lubang socket. rapatkan hingga tidak terdapat celah antara prosessor dengan socket.
4. Turunkan kembali tuas pengunci.

http://heru1745.multiply.com
Jenis Slot
1. Pasang penyangga (bracket) pada dua ujung slot di motherboard sehingga posisi lubang pasak bertemu dengan lubang di motherboard
2. Masukkan pasak kemudian pengunci pasak pada lubang pasak
Selipkan card prosessor di antara kedua penahan dan tekan hingga tepat masuk ke lubang slot.

http://heru1745.multiply.com
3. Memasang Heatsink
Fungsi heatsink adalah membuang panas yang dihasilkan oleh prosessor lewat konduksi panas dari prosessor ke heatsink.Untuk mengoptimalkan pemindahan panas maka heatsink harus dipasang rapat pada bagian atas prosessor dengan beberapa clip sebagai penahan sedangkan permukaan kontak pada heatsink dilapisi gen penghantar panas.Bila heatsink dilengkapi dengan fan maka konektor power pada fan dihubungkan ke konektor fan pada motherboard.

http://heru1745.multiply.com
4. Memasang Modul Memori
Modul memori umumnya dipasang berurutan dari nomor socket terkecil. Urutan pemasangan dapat dilihat dari diagram motherboard.Setiap jenis modul memori yakni SIMM, DIMM dan RIMM dapat dibedakan dengan posisi lekukan pada sisi dan bawah pada modul.Cara memasang untuk tiap jenis modul memori sebagai berikut.
Jenis SIMM
1. Sesuaikan posisi lekukan pada modul dengan tonjolan pada slot.
2. Masukkan modul dengan membuat sudut miring 45 derajat terhadap slot
3. Dorong hingga modul tegak pada slot, tuas pengunci pada slot akan otomatis mengunci modul.


http://heru1745.multiply.com

http://heru1745.multiply.com
Jenis DIMM dan RIMM
Cara memasang modul DIMM dan RIMM sama dan hanya ada satu cara sehingga tidak akan terbalik karena ada dua lekukan sebagai panduan. Perbedaanya DIMM dan RIMM pada posisi lekukan
1. Rebahkan kait pengunci pada ujung slot
2. sesuaikan posisi lekukan pada konektor modul dengan tonjolan pada slot. lalu masukkan modul ke slot.
3. Kait pengunci secara otomatis mengunci modul pada slot bila modul sudah tepat terpasang.



http://heru1745.multiply.com

http://heru1745.multiply.com
5. Memasang Motherboard pada Casing
Motherboard dipasang ke casing dengan sekerup dan dudukan (standoff). Cara pemasangannya sebagai berikut:
1. Tentukan posisi lubang untuk setiap dudukan plastik dan logam. Lubang untuk dudukan logam (metal spacer) ditandai dengan cincin pada tepi lubang.
2. Pasang dudukan logam atau plastik pada tray casing sesuai dengan posisi setiap lubang dudukan yang sesuai pada motherboard.
3. Tempatkan motherboard pada tray casing sehinga kepala dudukan keluar dari lubang pada motherboard. Pasang sekerup pengunci pada setiap dudukan logam.
4. Pasang bingkai port I/O (I/O sheild) pada motherboard jika ada.
5. Pasang tray casing yang sudah terpasang motherboard pada casing dan kunci dengan sekerup.

http://heru1745.multiply.com

6. Memasang Power Supply
Beberapa jenis casing sudah dilengkapi power supply. Bila power supply belum disertakan maka cara pemasangannya sebagai berikut:
1. Masukkan power supply pada rak di bagian belakang casing. Pasang ke empat buah sekerup pengunci.
2. HUbungkan konektor power dari power supply ke motherboard. Konektor power jenis ATX hanya memiliki satu cara pemasangan sehingga tidak akan terbalik. Untuk jenis non ATX dengan dua konektor yang terpisah maka kabel-kabel ground warna hitam harus ditempatkan bersisian dan dipasang pada bagian tengah dari konektor power motherboard. Hubungkan kabel daya untuk fan, jika memakai fan untuk pendingin CPU.


http://heru1745.multiply.com

7. Memasang Kabel Motherboard dan Casing
Setelah motherboard terpasang di casing langkah selanjutnya adalah memasang kabel I/O pada motherboard dan panel dengan casing.
1. Pasang kabel data untuk floppy drive pada konektor pengontrol floppy di motherboard
2. Pasang kabel IDE untuk pada konektor IDE primary dan secondary pada motherboard.
3. Untuk motherboard non ATX. Pasang kabel port serial dan pararel pada konektor di motherboard. Perhatikan posisi pin 1 untuk memasang.
4. Pada bagian belakang casing terdapat lubang untuk memasang port tambahan jenis non slot. Buka sekerup pengunci pelat tertutup lubang port lalumasukkan port konektor yang ingin dipasang dan pasang sekerup kembali.
5. Bila port mouse belum tersedia di belakang casing maka card konektor mouse harus dipasang lalu dihubungkan dengan konektor mouse pada motherboard.
6. Hubungan kabel konektor dari switch di panel depan casing, LED, speaker internal dan port yang terpasang di depan casing bila ada ke motherboard. Periksa diagram motherboard untuk mencari lokasi konektor yang tepat.

http://heru1745.multiply.com


http://heru1745.multiply.com


http://heru1745.multiply.com

8. Memasang Drive
Prosedur memasang drive hardisk, floppy, CD ROM, CD-RW atau DVD adalah sama sebagai berikut:
1. Copot pelet penutup bay drive (ruang untuk drive pada casing)
2. Masukkan drive dari depan bay dengan terlebih dahulu mengatur seting jumper (sebagai master atau slave) pada drive.
3. Sesuaikan posisi lubang sekerup di drive dan casing lalu pasang sekerup penahan drive.
4. Hubungkan konektor kabel IDE ke drive dan konektor di motherboard (konektor primary dipakai lebih dulu)
5. Ulangi langkah 1 samapai 4 untuk setiap pemasangan drive.
6. Bila kabel IDE terhubung ke du drive pastikan perbedaan seting jumper keduanya yakni drive pertama diset sebagai master dan lainnya sebagai slave.
7. Konektor IDE secondary pada motherboard dapat dipakai untuk menghubungkan dua drive tambahan.
8. Floppy drive dihubungkan ke konektor khusus floppy di motherboard
Sambungkan kabel power dari catu daya ke masing-masing drive.

http://heru1745.multiply.com

9. Memasang Card Adapter
Card adapter yang umum dipasang adalah video card, sound, network, modem dan SCSI adapter. Video card umumnya harus dipasang dan diinstall sebelum card adapter lainnya. Cara memasang adapter:
1. Pegang card adapter pada tepi, hindari menyentuh komponen atau rangkaian elektronik. Tekan card hingga konektor tepat masuk pada slot ekspansi di motherboard
2. Pasang sekerup penahan card ke casing
3. Hubungkan kembali kabel internal pada card, bila ada.

http://heru1745.multiply.com

10. Penyelessaian Akhir
1. Pasang penutup casing dengan menggeser
2. sambungkan kabel dari catu daya ke soket dinding.
3. Pasang konektor monitor ke port video card.
4. Pasang konektor kabel telepon ke port modem bila ada.
5. Hubungkan konektor kabel keyboard dan konektor mouse ke port mouse atau poert serial (tergantung jenis mouse).
6. Hubungkan piranti eksternal lainnya seperti speaker, joystick, dan microphone bila ada ke port yang sesuai. Periksa manual dari card adapter untuk memastikan lokasi port.








http://heru1745.multiply.com



Pengujian
Komputer yang baru selesai dirakit dapat diuji dengan menjalankan program setup BIOS. Cara melakukan pengujian dengan program BIOS sebagai berikut:
1. Hidupkan monitor lalu unit sistem. Perhatikan tampilan monitor dan suara dari speaker.
2. Program FOST dari BIOS secara otomatis akan mendeteksi hardware yang terpasang dikomputer. Bila terdapat kesalahan maka tampilan monitor kosong dan speaker mengeluarkan bunyi beep secara teratur sebagai kode indikasi kesalahan. Periksa referensi kode BIOS untuk mengetahui indikasi kesalahan yang dimaksud oleh kode beep.
3. Jika tidak terjadi kesalahan maka monitor menampilkan proses eksekusi dari program POST. ekan tombol interupsi BIOS sesuai petunjuk di layar untuk masuk ke program setup BIOS.
4. Periksa semua hasil deteksi hardware oleh program setup BIOS. Beberapa seting mungkin harus dirubah nilainya terutama kapasitas hardisk dan boot sequence.
5. Simpan perubahan seting dan keluar dari setup BIOS.
Setelah keluar dari setup BIOS, komputer akan meload Sistem OPerasi dengan urutan pencarian sesuai seting boot sequence pada BIOS. Masukkan diskette atau CD Bootable yang berisi sistem operasi pada drive pencarian.
Penanganan Masalah
Permasalahan yang umum terjadi dalam perakitan komputer dan penanganannya antara lain:
1. Komputer atau monitor tidak menyala, kemungkinan disebabkan oleh switch atau kabel daya belum terhubung.
2. Card adapter yang tidak terdeteksi disebabkan oleh pemasangan card belum pas ke slot/
LED dari hardisk, floppy atau CD menyala terus disebabkan kesalahan pemasangan kabel konektor atau ada pin yang belum pas terhubung. Selamat Mencoba dan Semoga Bermanfaat.
Sumber : www.google.com
By. tototititentrem’site

KONSEP DASAR MEDIS / KEPERAWATAN

I. MEDIS
A. Defenisi / pengertian penyakit
Hipertensi ialah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau disebut dengan tekanan darah yang lebih tinggi dari 140 mmHg. (doenges, 1999)
B. Phatofisiologi


KONSEP DASAR MEDIS / KEPERAWATAN

I. MEDIS
A. Defenisi / pengertian penyakit
Hipertensi ialah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau disebut dengan tekanan darah yang lebih tinggi dari 140 mmHg. (doenges, 1999)
B. Phatofisiologi
























C. Etiologi
• Stres
• Kegemukan
• Kebiasaan merokok
• Kelemahan fisik
• Adanya riwayat penyakit keturunan
Klasifikasi riwayat penyakit keturunan
• Hipertensi primer / esensial meliputi :
 Aktifitas berlebihan
 Penggunaan garam berlebihan
• Hipertensi sekunder meliputi :
 Penyakit ginjal seperti gagal ginjal
 Obat – obatan seperti :
 Pil KB
 Minuman beralkohol
 Kokain
D. Tanda dan gejala
• Sakit kepala, pusing
• Rasa pegal di bahu
• Denyut nadi menjadi cepat setelah bergerak.
• Badan terasa lemas
• Mual dan muntah
• Nafsu makan menurun
• Ganggun dalam penglihatan
• Gelisah dan gemetaran
• Muka sembab
• Sering marah – marah.
E. Pemeriksaan Diagnostik yang lazim dilakukan
• Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel –sel terhadap volume cairan dan dapat mengidentifikasi faktor – faktor resiko.
• Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal / adanya diabetes.
• Glukosa : hiperglikemia dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katokolamin.
• EKG : dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
• Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.
F. Penatalaksanaan
• Menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta morbilitas yang berkaitan. Tujuan therapy adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan mengontrol faktor resiko.
• Obat anti hipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara fitrasi sesuai dengan umur, kebutuhan dan usia.
• Diuretik




II. KEPERAWATAN
A. Pengkajian
 Aktfitas /Istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung.
 Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner.
Tanda : Kenaikan TD, kulit pucat, sianosis dan diaforesis.
 Integritas ego
Gejala : Ansietas atau marah kronik
Tanda : Gelisah
 Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.
 Makanan / cairan
Gejala : Makanan tinggi garam, kolesterol lemak dan mual.
Tanda : Penurunan berat badan atau obesitas.
 Neurosensori
Gejala : Pening, pusing
Tanda : Perubahan keterjagaan.
 Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : Sakit kepala
 Pernafasan
Gejala : Dispnea berkaitan dengan aktifitas, riwayat ,merokok.
Tanda : Sianosis
B. Diagnosa Keperawatan, Tujuan, Kriteria Hasil, Intervensi dan Rasionalisasi
DX. 1 : Penurunan curah jantung b/d vosokontriksi d/d peningkatan TD .
Tujuan : Menormalkan TD
K. hasil : Berpartisipasi dalam menurunkan TD
Intervensi
a. Pantau TD
Rasionalisasi : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang masalah vaskuler.
b. Awasi warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian kapiler.
Rasionalisasi : adanya pucat, dingin, kulit lembab dan pengisian kapiler lambat berkaitan dengan vasokontriksi.
c. Berikan lingkungan yang tenang,nyaman kurangi aktifitas.
Rasionalisasi : Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis, meningkatkan relaksasi.

DX. 2 : Gangguan rasa nyaman : nyeri, sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral d/d pasien memegangi kepalanya pusing, penglihatan kabur.
Tujuan : Mengurangi rasa nyeri,sakit kepala.
K Hasil : Melaporkan nyeri / ketidaknyamanan terkontrol.
Intervensi :
a. Mempertahankan tirah baring selama fase ikut.
Rasionalisasi : Meminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi.
b. Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala.
Rasionalisasi : Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang memperlambat respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
c. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Rasionalisasi : Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala.

DX. 3 : Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan b/d masukan berlebihan kebutuhan metabolik d/d,berat badan 10 – 20 % lebih dari ideal.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
K Hasil : Perubahan prilaku untuk meningkatkan BB.
Intervensi :
a. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam, gula, sesuai indikasi.
Rasionalisasi : Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya aterosklerposin dan kegemukan yang merupakan predisposisi untuk hipertensi.
b. Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistik dengan pasien, mis : penurunan berat badan 0,5 kg per minggu.
Rasionalisasi : Penurunan masukan kalori seorang sebanyak 500 kalori perhari secara teori dapat menurunkan berat badan 0,5 kg / minggu.
c. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.
Rasionalisasi : Mengidetifikasi kekuatan / kelemahan dalam program diet terakhir.

III. Daftar Pustaka
1. Burner, Suddart Th. 2001.Keperawatan Medikal Bedah,Vol 2. Kedokteran EGC: Jakarta
2. Doenges, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3 Kedokteran EGC Jakarta.
3. Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selecta Kedokteran Jilid I. Media Aesculapis.
FORMAT PENGKAJIAN

Nama Mahasiswa : April siswanto
NIM : 051403007
Ruangan : UGD
Tanggal masuk pasien : 19 Juni 2008
Tanggal Pengajian : 19 Juni 2008

I. Identitas Data
Nama : Tn. S
Umur : 56 Tahun
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SMP
Alamat : Jln. Cempaka No. 39, Binjai
Agama : Islam
Penanggung Jawab : Istri
Informasi sumber data : Klien dan keluarga
II. Keluhan Utama
Sakit kepala,badan lemas, nafsu makan menurun sudah 5 hari, mual (+),mual (+) muntah.
III. Alasan Masuk Rumah Sakit
Untuk mendapatkan perawatan yang intensif, agar penyakitnya cepat sembuh.
IV. Riwayat Penyakit
Pada tanggal 19 Juni 2008 klien mengalami sakit kepala yang tidak tertahankan lagi, badan lemas dan akhirnya suami dan keluarga klien memutuskan agar klein berobat ke RS. DR. RM. DJOELHAM BINJAI untuk mendapatkan perawatan yang intensif.
V. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Saat kecil : Klien tidak pernah menderita penyakit serius seperti saat ini.
b. Pernah dirawat : Klien Tidak pernah dirawat di RS
c. Pernah dioperasi : Klien Tidak pernah dioperasi
d. Obat-obatan yang digunakan bila sakit : Klien mengkomsumsi obat yang dibeli di warung seperti : Bodrex, Inza, dan obat dari resep dokter
e. Riwayat alergi : tidak ditemukan adanya riwayat alergi makanan maupun obat-obatan
VI. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien anak pertama dari 5 bersaudara dan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama seperti yang di derita klien.



Genogram :

















VII. Riwayat Psikososial Spritiual (sebelum dan sesudah di RS)
a. Pola Koping
Sebelum : Klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik dan dibantu suami dan anak
Keadan saat ini : Klien tampak lemas dan gelisah.
b. Faktor Stressor
Sebelum : Klien selalu menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah dengan keluarga
Keadaan saat ini : Klien merasa sedih, khawatir atas penyakitnya
c. Konsep Diri
Sebelum : Klien orang yang periang dan suka berbagi cerita dengan keluarganya dan klien penuh dengan semangat
Sesudah : Klien lebih banyak diam
d. Pola Komunikasi
Sebelum : Klien suka berbagai cerita dengan keluarganya dan dapat berkomonikasi dengan baik
Keadaan keadaan saat ini : klien tetap mau diajak bicara
e. Hubungan dengan anggota keluarga
Sebelum : Baik, hubungan dengan keluarga harmonis dan akrab satu sama lainnya,dan sering berkumpul bersama
Keadaan saat ini : Juga baik ditandai dengan keluarga bergantian menjaga klien.


f. Hubungan dengan masyarakat
Sebelum : Baik, klien suika bergotong- royong bilaada kegiatan dan klien orang yang bersahabat dengan lingkungan sekitarnya.
Keadaan saat ini : Juga terlihat baik ditandai dengan keluarga bergantian menjaga klien
g. Aktivitas Sosial
Sebelum : Klien anak yang rajin dalam kegiatan sosial di lingkungannya seperti bergtong royong dan organisasi –organisasi.
Sesudah : Klien tidak dapat mengikuti kegiatan apapun karena dirawat di RS.
h. Kegiatan Keagamaan
Sebelum : Klien tetap taat beribadah seperti melaksanakan sholat 5 waktu.
Sesudah : Klien hanya dapat berdoa agar penyakitnya cepat sembuh.
i. Harapan tentang keadaan penyakitnya
Klien sangat berharap agar penyakitnya cepat sembuh.
VIII. Kebutuhan Dasar
a. Pola Makan
Sebelum masuk Rs :
Klien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi 1 piring, ikan, sayuran, buah, selera makan baik, makanan kesukaan nasi goring
Sesudah di RS :
Klien makan 3 x sehari, denga diet TKTP yaitu dengan komposisi nasi 1 piring + ikan 1 potong + sayuran + buah, tapi hanya ½ porsi yang habis dimakan.
b. Pola Minum
Sebelum : Klien minum 7 - 8 gelas / hari, dengan minuman kesukaan teh manis.
Sesudah : Klien minum7 gelas / hari, ± 200- 2500 cc / hari
c. Pola Eliminasi
Sebelum masuk RS :

BAB BAK
Frekuensi : 2 x sehari 4-5 x / hari
Jumlah : Tidak dapat di kaji ± 300 cc
Bau : Khas Amoniak
Konsistensi : Lembek Cair
Warna : Kuning kecoklatan Kuning Jernih
Keadaan saat ini :
BAB BAK
Frekuensi : 2 x sehari 4-5 x / hari
Jumlah : Tidak dapat di kaji ± 300 cc
Bau : Khas Amoniak
Konsistensi : Lembek Cair
Warna : Kuning kecoklatan Kuning keruh
d. Pola Istirahat / Tidur
Sebelum : Klien jarang tidur siang, malamnya 6 – 7 jam.
Keadaaan saat ini : Klien tidur siang ± 1 jam, malamnya 4 – 5 jam, tapi klien sering terbangun gelisah.
e. Aktivitas sehari-hari
Sebelum : Klien adalah ibu rumah tangga yang rajin.
Keadaaan saat ini : Klien terbangun di tempat tidur, tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasanya.
f. Personal Hygiene
Sebelum : Klien mandi 2 x / hari, cuci rambut, gosok gigi.
Keadaaan saat ini : Klien mandi 1 X sehari, dilapoleh suami dan terkadang anaknya, gosok gigi juga dibantu.
IX. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Tanda Vital:
TD : 180/ 100 mmHg
Pols : 88 x /i
RR : 28 x / i
Temp : 36,80 C
b. Kulit
Warna kulit putih, klien tampak pucat, tidak ada pendarahan dan peradangan.
c. Kepala
Bentuk kepala bulat, tidak dijumpai ketombe dan benjolan.
d. Rambut
Rambut hitam dan sudah ada yang beruban, ikal dan agak berminyak.
e. Mata
Pada mata konjungtifa anemia, sklera ikterik, bentuk mata simetris dan memakai alat bantu kacamata.
f. Telinga
Pada telinga tidak ditemukan serumen yang berlebihan ketajaman pendengaran baik, bentuk telinga sama besar.
g. Hidung
Fungsi penciuman baik, terdapat 2 lubang hidung tidak ada polip
h. Mulut
Tidak ada kelainan pada bibir, mukosa mulut bersih tidak ada pendarahan

i. Gigi
Jumlah gigi lengkap,bersih terdapat sedikit caries

j. Leher
Tidak dijumpai pembesaran kelenjar tiroid
k. Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri dada
2. Sistem Pernafasan
Tidak ditemukan suara tambahan, frekuensi pernapasan 28 x/i
3. Sistem Cardiovaskuler
Terjadi peningkatan TD yaitu ; 180 / 100 mmHg, tidak ditemukan riwayat penyakit jantung
4. Sistem Pencernaan
Turgor kulit abdomen baik, bisingusus ada dalambatas normal, tidask ada nyeri tekan
5. Sistem Perkemihan
Tidak dijumpai gangguan BAK 4- 5 x / hari, tidak dijumpai adanya darah
6. Sistem Endoksin
Tidak ditemukanadanya riwayat DM
7. Sistem Musculuscletal
Pada Ekstremitas atas dan bawah baik,tentang gerak baik
8. Sistem Reproduksi
Tidak dijumpai kelainan,dan organ reproduksi lengkap
9. Sistem Neurologi
Tingkat kesadaran compos mentis
X. Penatalaksanaan Obat-obatan yang diperoleh
• Pemasangan cairan infus RL 30 tetes/menit
• Captropil 3x25mg
• Mertigo 3x1 tablet
• Meloxicam 2x1 tablet
• Radin 3x1 tablet
• Ulsidex 3x1 tablet
• Diet M II
XI. Ringkasan Rangkaian Perawatan
Pasien dibawa ke RS. DR. DJOELHAM BINJAI pada tanggal 19 Juni 2008 dan langsung menerima perawatan dari dokter dan perawat di ruang UGD.

Medan, 19 Juni 2008
Yang Mengkaji


(April siswanto)
FORMAT ANALISA DATA

Nama Mahasiswa : April siswanto Nama Pasien : Tn. S
NIM : 051403007 Ruangan : UGD
No. Register : 077064
DX pasien : Hipertensi
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1.





2.




3.
DS : Klien mengatakan sakit kepala dan mudah marah
DO : TD klien meningkat
TD : 180/100 mmHg
Pols : 88 x/i

DS : Klien mengatakan pusing, penglihatan kabur, nyeri.
DO : Klien tampak lemas dan memegangi kepalanya.

DS : Klien mengatakan tidak selera makan
DO: Tampak dari makanan yang disajikan tidak habis yaitu hanya ½ dari porsi yang disajikan & penurunan BB. Vasokontriksi





Peningkatan tekanan vaskuler serebral


Anoreksia, mual Penurunan curah jantung




Gangguan rasa nyaman



Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Masalah keperawatan sesuai prioritas :
1. Penurunan curah jantung b/d vasokontriksi d/d peningkatan TD : 180/100 mmHg, Pols : 88 x/i.
2. Gangguan rasa nyaman b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral d/d pasien memegangi kepalanya dan os tampak lemas.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia, mual d/d makanan yang disajikan tidak habis yaitu hanya ½ dari porsi yang disajikan & penurunan BB.








Rencana Asuhan Keperawatan

No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1.






















2.
























3. Penurunan curah jantung b/d vasokontriksi d/d peningkatan TD : 180/100 mmHg.




















Gangguan rasa nyaman b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral d/d pasien memegangi kepalanya dan os tampak lemas.





















Gangguan pemenuhan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia, mual d/d makanan yang disajikan tidak habis yaitu hanya ½ dari porsi yang disajikan & penurunan BB.


Menormalkan TD






















Mengurangi rasa nyeri sakit kepala.























Kebutuhan nutrisi terpenuhi.  Pantau TD






 Awasi warna kulit, suhu kelembapan & masa pengisian kapiler.



 Beri lingkungan yang tenang, nyaman kurnag aktifitas.





 Mempertahankan tirah baring selama fase akut.

 Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala.






 Bantu pasien dalam atubulasi sesuai dengan kebutuhan.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat.




 Beri cairan, makanan dan perawatan oral.





 Selingi makan dengan minum
 Sajikan makanan yang mudah dicerna dan berikan sedikit tapi sering.
 Hindarkan makanan yang mengandung gas.  Perbandingan tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang masalah vaskuler.
 Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat berkaitan dengan vosokontridiksi.
 Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis, meningkatkan relaksasi.



 Memindahkan stimulasi / meningkatkan relaksasi.
 Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang memperlambat respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
 Pusing dan penglihatan kabur sering b/d sakit kepala.
 Mempercepat proses penyembuhan.




 Meningkatkan kenyamanan umum dan menghindari ganguan dalam menelan,sehingga menurunkan rangsangan muntah.
 Memudahkan makanan masuk,
 Meningkatkan selera makan dan intake cairan.


 Mengurangi rasa mual.


























Catatan Perkembangan

Nama Mahasiswa : April siswanto Nama Pasien : TN. S
NIM : 051403007 Ruangan : UGD
No. Register :077064
DX pasien : Hipertensi

Hari/ tgl No. Dx Kep-an Jam Implementasi Evaluasi Nama
Paraf
Kamis
19 Juni 08 I







15.30










 Memantau TD, Nadi, Suhu, dan RR
 Mengawasi warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian kapiler.
 Memberikan lingkungan yang tenang, nyaman dan mengurangi aktivitas.
 Memasang Infus RL 30 tetes/menit.
 Mengantar pasein ke ruang rawatan yaitu ruang melati S : Klien mengatakan sakit kepala, mudah marah.
O : TD 180/100 mmHg, Nadi 80x/I, RR 24x/I, Temp 37ºC
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan di ruangan perawatan.








































C. Etiologi
• Stres
• Kegemukan
• Kebiasaan merokok
• Kelemahan fisik
• Adanya riwayat penyakit keturunan
Klasifikasi riwayat penyakit keturunan
• Hipertensi primer / esensial meliputi :
 Aktifitas berlebihan
 Penggunaan garam berlebihan
• Hipertensi sekunder meliputi :
 Penyakit ginjal seperti gagal ginjal
 Obat – obatan seperti :
 Pil KB
 Minuman beralkohol
 Kokain
D. Tanda dan gejala
• Sakit kepala, pusing
• Rasa pegal di bahu
• Denyut nadi menjadi cepat setelah bergerak.
• Badan terasa lemas
• Mual dan muntah
• Nafsu makan menurun
• Ganggun dalam penglihatan
• Gelisah dan gemetaran
• Muka sembab
• Sering marah – marah.
E. Pemeriksaan Diagnostik yang lazim dilakukan
• Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel –sel terhadap volume cairan dan dapat mengidentifikasi faktor – faktor resiko.
• Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal / adanya diabetes.
• Glukosa : hiperglikemia dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katokolamin.
• EKG : dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
• Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.
F. Penatalaksanaan
• Menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta morbilitas yang berkaitan. Tujuan therapy adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan mengontrol faktor resiko.
• Obat anti hipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara fitrasi sesuai dengan umur, kebutuhan dan usia.
• Diuretik




II. KEPERAWATAN
A. Pengkajian
 Aktfitas /Istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung.
 Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner.
Tanda : Kenaikan TD, kulit pucat, sianosis dan diaforesis.
 Integritas ego
Gejala : Ansietas atau marah kronik
Tanda : Gelisah
 Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.
 Makanan / cairan
Gejala : Makanan tinggi garam, kolesterol lemak dan mual.
Tanda : Penurunan berat badan atau obesitas.
 Neurosensori
Gejala : Pening, pusing
Tanda : Perubahan keterjagaan.
 Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : Sakit kepala
 Pernafasan
Gejala : Dispnea berkaitan dengan aktifitas, riwayat ,merokok.
Tanda : Sianosis
B. Diagnosa Keperawatan, Tujuan, Kriteria Hasil, Intervensi dan Rasionalisasi
DX. 1 : Penurunan curah jantung b/d vosokontriksi d/d peningkatan TD .
Tujuan : Menormalkan TD
K. hasil : Berpartisipasi dalam menurunkan TD
Intervensi
a. Pantau TD
Rasionalisasi : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang masalah vaskuler.
b. Awasi warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian kapiler.
Rasionalisasi : adanya pucat, dingin, kulit lembab dan pengisian kapiler lambat berkaitan dengan vasokontriksi.
c. Berikan lingkungan yang tenang,nyaman kurangi aktifitas.
Rasionalisasi : Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis, meningkatkan relaksasi.

DX. 2 : Gangguan rasa nyaman : nyeri, sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral d/d pasien memegangi kepalanya pusing, penglihatan kabur.
Tujuan : Mengurangi rasa nyeri,sakit kepala.
K Hasil : Melaporkan nyeri / ketidaknyamanan terkontrol.
Intervensi :
a. Mempertahankan tirah baring selama fase ikut.
Rasionalisasi : Meminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi.
b. Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala.
Rasionalisasi : Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang memperlambat respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
c. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Rasionalisasi : Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala.

DX. 3 : Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan b/d masukan berlebihan kebutuhan metabolik d/d,berat badan 10 – 20 % lebih dari ideal.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
K Hasil : Perubahan prilaku untuk meningkatkan BB.
Intervensi :
a. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam, gula, sesuai indikasi.
Rasionalisasi : Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya aterosklerposin dan kegemukan yang merupakan predisposisi untuk hipertensi.
b. Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistik dengan pasien, mis : penurunan berat badan 0,5 kg per minggu.
Rasionalisasi : Penurunan masukan kalori seorang sebanyak 500 kalori perhari secara teori dapat menurunkan berat badan 0,5 kg / minggu.
c. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.
Rasionalisasi : Mengidetifikasi kekuatan / kelemahan dalam program diet terakhir.

III. Daftar Pustaka
1. Burner, Suddart Th. 2001.Keperawatan Medikal Bedah,Vol 2. Kedokteran EGC: Jakarta
2. Doenges, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3 Kedokteran EGC Jakarta.
3. Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selecta Kedokteran Jilid I. Media Aesculapis.
FORMAT PENGKAJIAN

Nama Mahasiswa : April siswanto
NIM : 051403007
Ruangan : UGD
Tanggal masuk pasien : 19 Juni 2008
Tanggal Pengajian : 19 Juni 2008

I. Identitas Data
Nama : Tn. S
Umur : 56 Tahun
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SMP
Alamat : Jln. Cempaka No. 39, Binjai
Agama : Islam
Penanggung Jawab : Istri
Informasi sumber data : Klien dan keluarga
II. Keluhan Utama
Sakit kepala,badan lemas, nafsu makan menurun sudah 5 hari, mual (+),mual (+) muntah.
III. Alasan Masuk Rumah Sakit
Untuk mendapatkan perawatan yang intensif, agar penyakitnya cepat sembuh.
IV. Riwayat Penyakit
Pada tanggal 19 Juni 2008 klien mengalami sakit kepala yang tidak tertahankan lagi, badan lemas dan akhirnya suami dan keluarga klien memutuskan agar klein berobat ke RS. DR. RM. DJOELHAM BINJAI untuk mendapatkan perawatan yang intensif.
V. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Saat kecil : Klien tidak pernah menderita penyakit serius seperti saat ini.
b. Pernah dirawat : Klien Tidak pernah dirawat di RS
c. Pernah dioperasi : Klien Tidak pernah dioperasi
d. Obat-obatan yang digunakan bila sakit : Klien mengkomsumsi obat yang dibeli di warung seperti : Bodrex, Inza, dan obat dari resep dokter
e. Riwayat alergi : tidak ditemukan adanya riwayat alergi makanan maupun obat-obatan
VI. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien anak pertama dari 5 bersaudara dan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama seperti yang di derita klien.



Genogram :

















VII. Riwayat Psikososial Spritiual (sebelum dan sesudah di RS)
a. Pola Koping
Sebelum : Klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik dan dibantu suami dan anak
Keadan saat ini : Klien tampak lemas dan gelisah.
b. Faktor Stressor
Sebelum : Klien selalu menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah dengan keluarga
Keadaan saat ini : Klien merasa sedih, khawatir atas penyakitnya
c. Konsep Diri
Sebelum : Klien orang yang periang dan suka berbagi cerita dengan keluarganya dan klien penuh dengan semangat
Sesudah : Klien lebih banyak diam
d. Pola Komunikasi
Sebelum : Klien suka berbagai cerita dengan keluarganya dan dapat berkomonikasi dengan baik
Keadaan keadaan saat ini : klien tetap mau diajak bicara
e. Hubungan dengan anggota keluarga
Sebelum : Baik, hubungan dengan keluarga harmonis dan akrab satu sama lainnya,dan sering berkumpul bersama
Keadaan saat ini : Juga baik ditandai dengan keluarga bergantian menjaga klien.


f. Hubungan dengan masyarakat
Sebelum : Baik, klien suika bergotong- royong bilaada kegiatan dan klien orang yang bersahabat dengan lingkungan sekitarnya.
Keadaan saat ini : Juga terlihat baik ditandai dengan keluarga bergantian menjaga klien
g. Aktivitas Sosial
Sebelum : Klien anak yang rajin dalam kegiatan sosial di lingkungannya seperti bergtong royong dan organisasi –organisasi.
Sesudah : Klien tidak dapat mengikuti kegiatan apapun karena dirawat di RS.
h. Kegiatan Keagamaan
Sebelum : Klien tetap taat beribadah seperti melaksanakan sholat 5 waktu.
Sesudah : Klien hanya dapat berdoa agar penyakitnya cepat sembuh.
i. Harapan tentang keadaan penyakitnya
Klien sangat berharap agar penyakitnya cepat sembuh.
VIII. Kebutuhan Dasar
a. Pola Makan
Sebelum masuk Rs :
Klien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi 1 piring, ikan, sayuran, buah, selera makan baik, makanan kesukaan nasi goring
Sesudah di RS :
Klien makan 3 x sehari, denga diet TKTP yaitu dengan komposisi nasi 1 piring + ikan 1 potong + sayuran + buah, tapi hanya ½ porsi yang habis dimakan.
b. Pola Minum
Sebelum : Klien minum 7 - 8 gelas / hari, dengan minuman kesukaan teh manis.
Sesudah : Klien minum7 gelas / hari, ± 200- 2500 cc / hari
c. Pola Eliminasi
Sebelum masuk RS :

BAB BAK
Frekuensi : 2 x sehari 4-5 x / hari
Jumlah : Tidak dapat di kaji ± 300 cc
Bau : Khas Amoniak
Konsistensi : Lembek Cair
Warna : Kuning kecoklatan Kuning Jernih
Keadaan saat ini :
BAB BAK
Frekuensi : 2 x sehari 4-5 x / hari
Jumlah : Tidak dapat di kaji ± 300 cc
Bau : Khas Amoniak
Konsistensi : Lembek Cair
Warna : Kuning kecoklatan Kuning keruh
d. Pola Istirahat / Tidur
Sebelum : Klien jarang tidur siang, malamnya 6 – 7 jam.
Keadaaan saat ini : Klien tidur siang ± 1 jam, malamnya 4 – 5 jam, tapi klien sering terbangun gelisah.
e. Aktivitas sehari-hari
Sebelum : Klien adalah ibu rumah tangga yang rajin.
Keadaaan saat ini : Klien terbangun di tempat tidur, tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasanya.
f. Personal Hygiene
Sebelum : Klien mandi 2 x / hari, cuci rambut, gosok gigi.
Keadaaan saat ini : Klien mandi 1 X sehari, dilapoleh suami dan terkadang anaknya, gosok gigi juga dibantu.
IX. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Tanda Vital:
TD : 180/ 100 mmHg
Pols : 88 x /i
RR : 28 x / i
Temp : 36,80 C
b. Kulit
Warna kulit putih, klien tampak pucat, tidak ada pendarahan dan peradangan.
c. Kepala
Bentuk kepala bulat, tidak dijumpai ketombe dan benjolan.
d. Rambut
Rambut hitam dan sudah ada yang beruban, ikal dan agak berminyak.
e. Mata
Pada mata konjungtifa anemia, sklera ikterik, bentuk mata simetris dan memakai alat bantu kacamata.
f. Telinga
Pada telinga tidak ditemukan serumen yang berlebihan ketajaman pendengaran baik, bentuk telinga sama besar.
g. Hidung
Fungsi penciuman baik, terdapat 2 lubang hidung tidak ada polip
h. Mulut
Tidak ada kelainan pada bibir, mukosa mulut bersih tidak ada pendarahan

i. Gigi
Jumlah gigi lengkap,bersih terdapat sedikit caries

j. Leher
Tidak dijumpai pembesaran kelenjar tiroid
k. Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri dada
2. Sistem Pernafasan
Tidak ditemukan suara tambahan, frekuensi pernapasan 28 x/i
3. Sistem Cardiovaskuler
Terjadi peningkatan TD yaitu ; 180 / 100 mmHg, tidak ditemukan riwayat penyakit jantung
4. Sistem Pencernaan
Turgor kulit abdomen baik, bisingusus ada dalambatas normal, tidask ada nyeri tekan
5. Sistem Perkemihan
Tidak dijumpai gangguan BAK 4- 5 x / hari, tidak dijumpai adanya darah
6. Sistem Endoksin
Tidak ditemukanadanya riwayat DM
7. Sistem Musculuscletal
Pada Ekstremitas atas dan bawah baik,tentang gerak baik
8. Sistem Reproduksi
Tidak dijumpai kelainan,dan organ reproduksi lengkap
9. Sistem Neurologi
Tingkat kesadaran compos mentis
X. Penatalaksanaan Obat-obatan yang diperoleh
• Pemasangan cairan infus RL 30 tetes/menit
• Captropil 3x25mg
• Mertigo 3x1 tablet
• Meloxicam 2x1 tablet
• Radin 3x1 tablet
• Ulsidex 3x1 tablet
• Diet M II
XI. Ringkasan Rangkaian Perawatan
Pasien dibawa ke RS. DR. DJOELHAM BINJAI pada tanggal 19 Juni 2008 dan langsung menerima perawatan dari dokter dan perawat di ruang UGD.

Medan, 19 Juni 2008
Yang Mengkaji


(April siswanto)
FORMAT ANALISA DATA

Nama Mahasiswa : April siswanto Nama Pasien : Tn. S
NIM : 051403007 Ruangan : UGD
No. Register : 077064
DX pasien : Hipertensi
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1.





2.




3.
DS : Klien mengatakan sakit kepala dan mudah marah
DO : TD klien meningkat
TD : 180/100 mmHg
Pols : 88 x/i

DS : Klien mengatakan pusing, penglihatan kabur, nyeri.
DO : Klien tampak lemas dan memegangi kepalanya.

DS : Klien mengatakan tidak selera makan
DO: Tampak dari makanan yang disajikan tidak habis yaitu hanya ½ dari porsi yang disajikan & penurunan BB. Vasokontriksi





Peningkatan tekanan vaskuler serebral


Anoreksia, mual Penurunan curah jantung




Gangguan rasa nyaman



Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Masalah keperawatan sesuai prioritas :
1. Penurunan curah jantung b/d vasokontriksi d/d peningkatan TD : 180/100 mmHg, Pols : 88 x/i.
2. Gangguan rasa nyaman b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral d/d pasien memegangi kepalanya dan os tampak lemas.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia, mual d/d makanan yang disajikan tidak habis yaitu hanya ½ dari porsi yang disajikan & penurunan BB.








Rencana Asuhan Keperawatan

No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1.






















2.
























3. Penurunan curah jantung b/d vasokontriksi d/d peningkatan TD : 180/100 mmHg.




















Gangguan rasa nyaman b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral d/d pasien memegangi kepalanya dan os tampak lemas.





















Gangguan pemenuhan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia, mual d/d makanan yang disajikan tidak habis yaitu hanya ½ dari porsi yang disajikan & penurunan BB.


Menormalkan TD






















Mengurangi rasa nyeri sakit kepala.























Kebutuhan nutrisi terpenuhi.  Pantau TD






 Awasi warna kulit, suhu kelembapan & masa pengisian kapiler.



 Beri lingkungan yang tenang, nyaman kurnag aktifitas.





 Mempertahankan tirah baring selama fase akut.

 Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala.






 Bantu pasien dalam atubulasi sesuai dengan kebutuhan.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat.




 Beri cairan, makanan dan perawatan oral.





 Selingi makan dengan minum
 Sajikan makanan yang mudah dicerna dan berikan sedikit tapi sering.
 Hindarkan makanan yang mengandung gas.  Perbandingan tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang masalah vaskuler.
 Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat berkaitan dengan vosokontridiksi.
 Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis, meningkatkan relaksasi.



 Memindahkan stimulasi / meningkatkan relaksasi.
 Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang memperlambat respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
 Pusing dan penglihatan kabur sering b/d sakit kepala.
 Mempercepat proses penyembuhan.




 Meningkatkan kenyamanan umum dan menghindari ganguan dalam menelan,sehingga menurunkan rangsangan muntah.
 Memudahkan makanan masuk,
 Meningkatkan selera makan dan intake cairan.


 Mengurangi rasa mual.


























Catatan Perkembangan

Nama Mahasiswa : April siswanto Nama Pasien : TN. S
NIM : 051403007 Ruangan : UGD
No. Register :077064
DX pasien : Hipertensi

Hari/ tgl No. Dx Kep-an Jam Implementasi Evaluasi Nama
Paraf
Kamis
19 Juni 08 I







15.30










 Memantau TD, Nadi, Suhu, dan RR
 Mengawasi warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian kapiler.
 Memberikan lingkungan yang tenang, nyaman dan mengurangi aktivitas.
 Memasang Infus RL 30 tetes/menit.
 Mengantar pasein ke ruang rawatan yaitu ruang melati S : Klien mengatakan sakit kepala, mudah marah.
O : TD 180/100 mmHg, Nadi 80x/I, RR 24x/I, Temp 37ºC
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan di ruangan perawatan.



















ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAHPADA KLIEN Tn. S
DENGAN GANGGUAN PADA SISTEM ENDOKRIN:
DIABETES MELITUS DI RUANG MAWAR
DI RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
TANGGAL 18 JUNI S/D 19 JUNI 2008
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
April siswanto karo-karo
NIM: 051 403 015

DOSEN PEMBIMBING
TIARNIDA NABABAN S.Kep








PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2008
KONSEP DASAR MEDIS / KEPERAWATAN


I. MEDIS
a. Defenisi/pengertian penyakit
Diabetes militus adalah metabolisme karbohidrat, protein, yang di sebabkan oleh kirangnya hormon insulin sehingga glukosa darah meningkat disebabkan oleh kurangnya produksi sel pancreas (Sylvia A,porce, 1995)
Diabetes militus (DM) adalah keadaan kronik disertai disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan mikroskop electron (Arif Mansoer, 2000)

b. Patofisiologis (medis /keperawatan)
Reistensi kerja insulin

Insulin mengikat reseptor permukaan sel tertentu

transfer glukosa Reaksi intraseluler jumlah tempat reseptor insulin menurun

Penggabungan abnormal

Sekresi insulin menurun

Glukosa di otot dan metabolisme lemak meningkat

Penumpukan lemak didinding pembuluh darh menurun

Aterosklerosis dan protein tubuh menurun

Glikogen meningkat, tubuh melemah, BB menurun

Pelepasan ion kalsium dan intraseluler

Gangguan keseimbangan elektrolit

Asidosis


c. Tanda dan gejala
 Poliuria (peningkatan pengeluaran urine)
 Polidipsia (peningkatan rasa haus)
 Polipagia (peningkatan rasa lapar)
 Rasa lemah dan kelemahan oto akibat metabolisme protein di oto dan ketidakmampuan sebagian sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
 Peningkatan angka infeksi akibat peningkatan konsentrasi glukosa di sekresi, mengalami gangguan fungsi imun dan penurunan aliran darah.
 Gairah seks menurun
 Berat badan menurun, sebaliknya nafsu makan meningkat
 Penglihatan kabur

d. Etiologi
Diabetes tipe I
 Genetik
 Imunologi
 Lingkungan
Diabetes tipe II
 Usia
 Obesitas
 Riwayat keluarga
Diabetes militus tergantung insulin disebabkan reproduksi sel B dan pulau langerhanns akibat proses autoimun
Sedangkan diabetes mellitus tidak tergantung insulin disebabkan kegagalan dan relatif. Sel B dan insulin sel B tidak mampu mengimbangi resisitensi insulin ini sepenuhnya.

Komplikasi
1. Akut
 Koma hipoglikemia
 Ketoasidosis
 Koma hiperosmolar nonketotik
2. Kronik
 Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi.
 Mikroangipati
 Neuropati diabetik
 Rentan infeksi seperti: tuberkulosispam, gingitiivis, dan infeksi saluran kemih
 Kaki Diabetik
e. Pemeriksaan diagnostik yang lazim dilakukan
 KGD
 Elektrolit
 Trombosit darah
 Insulin darah
 Urine



f. Penatalaksanaan
1. Kolaborasi dengan ahli penyakit dalam, ahli gizi dengan tujuan untuk meningkatkan KGD, maupun ngka kesakitan.
2. Pantau diet yang sesuai kebutuhan
3. Pemberian insulin
4. Olah raga

II. KEPERAWATAN
a. Pengkajian
 Aktivitas/istirahat
Gejala : lemah , letih, kram otot, otot menurun, gangguan istirahat.
 Sirkulasi
Gejala : kebabs dan kesemutan pada ekstremitas
Tanda : Takikardia, nadi yang menurun
 Eliminasi
Gejala : Poliurine, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning
 Makanan/cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual, muntah, penurunan BB
Tanda : Kulit kering, turgor kulit jelek
 Neurosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala
Tanda : Mengantuk, gangguan memori, kacau mental
 Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal
Tnada : Demam, Menurunnya kekuatan umum/rentanng gerak.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan I
Resiko defisit cairan b/d gejala poliuria dan dehidrasi d/d turgor kulit jelek
Tujuan : Mencapai kesseimbangan cairan serta elektrolit
K/H : • Memperlihatkan keseimbngan asupan dan haularan.
• Menunjukkan nilai-nilai elektrolit dalam batas normal.
• Tanda-tanda vital tetap stabil
Intervensi
1. Ukur masukan dan haularan cairan
R/ : mengetahui masukan dan pengeluaran cairan
2. Pantau nilai elektrolit serum
R/ : Mengetahui kadar elektrollit dalam darah
3. Pantau tanda-tanda vital
R/ : Mendeteksi adanya tanda-tanda dehidrasi, takikardia, hipotensi ortotastik.
4. Kolaborasi dengan dokter
R/ : Menentukan terapi yang akan diberikan


Diagnosa keperawatan II
Gangguan nutrisi b/d gangguan keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani d/d porsi yang disajikan tidak habis.
Tujuan : Meningkatkan kembali berat badan
K/H : • Mencapai keseimbangan metabolik
• Memperlihatkan perbaikan episode hipoglikemia yang cepat.
• Menghindari penurunan BB
Intervensi
1. Memberikan diet disertai dengan pengendallian KGD
R/ : Untuk mengetahui perkembangan penyakit
2. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi seluruh makanan dan cemilan yang dihindarkan menurut resep diet diabetik.
R/ : Menghindari resiko yang memperberat penyakit DM

3. Kaji masukan diet dan status nutrisi
R/ : Mengetahui asupan dan kebutuhan nutrisi makanan.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan program latihan untuk memenuhi kebutuhan dengan gaya hidup klien.
R/ : Untuk mengetahui tindakan keperawatan untuk pengobatan klien.



Diagnosa keperawatan III
Kurangnya pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit DM b/d kurangnya informasi/ketrampilan perawtan mandiri DM d/d klien selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya
Tujuan : Klien dapat mengetahui/dan memahami tentang penyakitnya.
K/H : • Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit DM diet, perawatan dan obat-obatan

Intervensi
1. kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit DM
R/ : Untuk mengetahui sejauh mana informasi tentang penyakit yang diketahui serta kebenaran informasi yang telah didapat sebelumnya
2. Kaji latar belakang pendidikan pasien
R/ : Agar perawat dapat memberikan penjelasan sesuai dengan pendidikan
3. Jelaskan tentang proses penyakit, diet perawatan dan obat-obatan pada pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti
R/ : Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman
4. Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya bagi pasien
R/ : Pasien akan lebih kooperatid dan kecemasannya menurun
5. Berikan kesempatan pada pada pasien dan keluarga untuk menanyakan hal-hal yang ingin diketahui s/d penyakit yang dialami pasien
R/ : Mengurangi kecemasan dan memotivasi pasien


III. Daftar Pustaka
1. Mansjoer Arief, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, Media Aesculapius, Jakarta, 2000.
2. Doengous, Marylin, 1994. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta, 2000.
















FORMAT PENGKAJIAN

Nama mahasiswa : Muhammad Iqbal
Nim : 051 403 015
Ruangana : Mawar
Tgl masuk pasien : 2 juni 2008
Tgl pengkajian : juni 2008

I. Identitas Data
Nama : Tn. S
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMP
Alamat : Tandem hilir pasar I-Binjai
Agama : Islam
Penanggung jawab : Istri/keluarga
Informasi/sumber data : Keluarga

II. Keluhan Utama
Kllien mengatakan badan lemas, nyeri perut sebelah kiri, kebas pada daerah pinggang sampai kaki.
III. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien masuk RS Dr. RM Djoelham Binjai pada tanggal 2 juni 2008 karena klien mngalami nyeri perut, badan terasa lemas dan kaki kebas-kebas.
IV. Riwayat Penyakit
Pad pukul 10 00 pagi klien mearsa sakit pada derah perut dan badan terasa lemah karena keadaan semakin memburuk klien langsung di bawa ke RS. Djoelham pada tanggal 2 juni 2008 dan klien ingin mendapatkan perawatan yang intensif.


V. Riwayat Kesehatan masa lalu
a. Saat kecil : Klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius
b. Pearnah di rawat : Klien tidak pernah di rawat sebelumnya
c. Pernah operasi : Klien tidak pernah di operasi
d. Obat-obatan yang digunakan bila sakit
: Bila sakit klien hanya mennggunakan obat-obatan yang di dapat dari warung terdekat.
e. Riwayat alergi : Klien tidak memiliki alergi baik dari makanan maupun
Obat-obatan.

VI. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti yang diderita klien pada saat ini.

Genogram :






Keterangan

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

: Meninggal

VII. Riwayat Psiko-sosial-spritual

a. Pola koping
Sebelum : Klien orang yang mempunyai keyakinan yang kuat sehingga setiap masalah yang dihadapi dapat diselesaikan.
Keadaaan saat ini : Klien tetap yakin bahwa penyakkit yang di deritanya sekarang dapat disembuhkan.
b. Faktor sterssor
Sebelum : Emosi klien stabil, dan klien jarang memikirkan penyakitnya.
Keadaa saat ini : Klien selalu cemas dan ia hanya dapat berdoa gar penyakit yang di deritanya sembuh.
c. Hubungan pola komunikasi
Sebelum : Klien orang yang enak diajak berkomunikasi tampak dari klien mau terbuka tentang keadaannya.
Keadaan saat ini : Klien tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan klien hanya berbaring di tempat tidur.
d. Hubungan dengan anggota keluarga
Sebelum : Klien dan keluarga selalu menjalin hubungan dengan baik.
Keadaan sa aat ini : Baik, istri dan keluarga sering berkunjung ke RS.
e. Hubungan dengan masyarakat
Sebelum : Baik, klien sering bersosialisasi dengan masyarakat.
Keadaan saat ini :Baik, klien dapat beradaptasi dengan lingkungan RS dan banyak teman dan tetangga klien ad yang berkunjung.
f. Aktivitas sosial
Sebelum : Klien sering mengikuti perwiritan dalam lingkungan masyarakat.
Keadaan saat ini : Karena klien dirawat di RS, klien tidak dapat mengikuti kegiatan perwiritan di masyarakat.
g. Kegiatan keagamaan
Sebelum : Klien seorang yang rajin beribadah disamping itu klien juga mengikuti kegiatan wirid di mesjid.
Keadaan sa at ini : Klien hanya dapat berdoa diatas tempat tidur.
h. Harapan terhadap penyakit
Sebelum : Klien ingin penyakit yang diderita sekarang ini tidak semakin parah.
Keadaan saat ini : Klien yakin penyakitnya akan sembuh.

VIII. Kebutuhan dasar
a. Pola makan
Sebelum : Klien makan 3x sehari, selera makan klien baik, makanan kesukaan sambal ikan.
Keadaan saat ini : selera makan klien bekurang, kliena mendapat diet m2 mkanan yanga disajikan karena klien menderita penyakit yang lain.
b. Pola minum
Sebelum : Klien minum 6-7 gelas/hari, minuman kesukaan the manis.
Keadaan saat ini : Selama di RS klien minum 4-5 gelas/hari
c. Pola eliminasi :
Sebelum :
BAB BAK
Frekwensi : 1 x sehari 4-5 x/hari
Jumlah : - tidak ada
Bau : Khas amoniak
Konsistensi : Lembek Cair
Warna : Kuning Kuning jernih
Lain-lain : tidak ada Tidak ada
Keadaan saat ini
BAB BAK
Frekwensi : 1 x /3hari 3-4 x/hari
Jumlah : - tidak ada
Bau : Khas amoniak
Konsistensi : Lembek Cair
Warna : Kuning Kuning jernih
Lain-lain : tidak ada Tidak ada

d. Pola istirahat
Sebelum : Klien tidur malam ± 6-7 jam/hari, klien idak mempunyai masalah dalam beristirahat.
Keadaan saat ini : Selama di RS klien tidur ± 4-5 jam/hari, klien merasa terganggu dalam tidur.
e. Aktivitas sehari-hari
Sebelum :Klien bekerja setiap harinya sebagai petani.
Keadaan saat ini : Klien hanya dapat berdiam diri di tempat tidur karena penyakitnya.
f. Personal hyegiene
Sebelum : Klien mandi setiap harinya 2x sehari dan gosok gigi setiap kali selesai makan.
Keadaan saat ini : Klien tetap mandi seperti biasanya dengan di Bantu keluarga.

IX. Pemeriksaan fisik
1. a. Keadaan umum :
Tanda vital TD : 130/70
HR : 72x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36°C
Sensori : Compos Mentis
TB :
BB :
b. Kulit : Warna kulit sawo matang, tiak ada dijumpai adanya kelainan pada kulit.
c. Kepala : Tidak di jumpai adanya benjolan maupun lesi pada kepala,dan tidak ada luka.
d. Rambut : Warna rambut hitam, rambut tampak bersih dan tidak di jumpai adanya ketombe.
e. Mata : Bentuk mamta simetris, mata tidak ikterus pada sclera dan klien tidak memakai kaca mata.
f. Telinga : Bentuk telinga simetris kanan kiri, tidak di jumpai serumen yang berlebihan dan pendengaran masih baik.
g. Hidung : Bentuk hidung simetris, tidak dijjumpai polip dan fungsi penciuman masih baik.

h. Mulut : Mulut tampak bersih, tidak kelainan dan fungsi pengecapan masih baik.
i. Gigi : Gigi tampak bersih, terdapat karies pada gigi geraham belakang dan tidak dijumpai adanya gigi palsu.
j. Leher : Tidak ada dijumpai adanya peningkatan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar thypoid.
k. Dada : Bentuk dada simetris bunyi nafas normal dan tidak dijumpai adanya bunyi nafas tambahan.
2. Sistem pernafasan : Frekwensi pernafasan 20x/I, bunyi nafas normal dan klien tidak mengalami gangguan pernafasan.
3. Sistem cardio vaskuler : Frekwensi denyut jantung 72x/I, bunyi jantung normal tidak dijumpai riwayat penyakit jantung
4. Sistem pencernaan : tidak ada kelainan adanya kelainan pada system pencernaan.
5. Sistem perkemihan : Klien tidak mengalami gangguan pada saat BAK, klien BAK 3-4 x/hari.
6. Sistem endokrin : Klien mempunyai penyakit DM.
7. Sistem muskulus skeletal : Pada pemeriksaan secara inspeksi, ada ekstremitas atas tentang gerak pada klien mengalami kelemahan.
8. Sistem reproduksi : Tidak dijumpai adanya kelainan ditandai pad a klien
9. Sistem neurology : Tingkat kesadaran klien compos mentis dan tidak dijumpai kelainan.


X. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal pemeriksaan jenis pemeriksaan Hasil Normal
KGD 290gr/dl 100-200gr/dl
KGD 325gr/dl 100-200gr/dl
Hb 100 gr%
Hematokrit 16,2 %
LED 46 mm/jam
Eritrosit 1,89.10
Trombosit 210%
Ureum 29,5
Kreatin 1,8
Klestrol total 176 mg/dl
XI. Penatalaksanaan/obat-obat yang diberikan
Nama obat Dosis Tanggal diberikan
IVFD 20 gtt/I 18 juni 2008
Inj.cefotaxim 1 gr/12 jam 18 juni 2008
Inj.Ulcumet 1 amp/8 jam 18 juni 2008
Inj.Neurotam 1 amp/8 jam 19 juni 2008

Obat oral
Cefotaxim 2x10 gram 19 juni 2008
Sotatik 2x1 19 juni 2008
PCT 3x1 19 juni 2008
Neurodex 3x1 19 juni 2008

XII. Ringkasan riwayat penyakit
Klien masuk RS Djoelham Binjai pada tanggal 2 juni 2008, untuk pertam kalinya klien mendapat terapi oleh dokter maupun perawat.

Medan, juni 2008
Yang menguji


Muhammad Iqbal














ANALISA DATA

Nama mahasiswa : Muhammad Iqbal Nama pasien : Tn. S
Nim : 051 403 015 Ruangan : Mawar
Dx pasien : DM
No.Register : 076866

No Data Penyebab Masalah
1



2





3 Ds : - Klien mengatakan tidak selera makan
Do : - Porsi yang disajikan tidak habis (<1/4)


Ds : - Klien mengatakan badan tersa lelah
- Klien mengatakan bagian ekstremitas atas dan bawah sering kesemutan
Do : - Klien tampak berbaring diatas tempat tidur badan lemah


Ds : - Klien mengatakan apakah penyakitnya akan sembuh
Do : - Klien selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya Karena berhubungan dengan mual dan muntah. Proses penyakit

K/ Proses penyakit diabetes mellitus







Kurangnya informasi tentang penyakit. Tingkat pendidikan yang rendah

Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.



Gangguan pola aktivitas







Kurangnya pengetahuan klien

Masalah Keperawatan Sesuai Prioritas :
1. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual dan muntah dan proses penyakit d/d porsi yang disajikan tidak habis
2. Gangguan pola aktivitas ekstremitas b/d proses penyakit diabetes mellitus d/ d kesemutan, lemah
3. Kurang pengetahuan klien tentang penyakit b/d kurangnya informsi tentang penyakit d/d klien selalu bertanya-tanya tantang penyakitnya
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Muhammad Iqbal Nama Pasien: Tn. S
Nim : 051 403 015 Ruangan : Mawar
No.Register : 076866
Dx. Pasien : DM

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1














2















3 Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual dan muntah,proses penyakit b/d porsi yang disajikan tidak habis








Gangguan ekstremitas b/d proses penyakit diabetes mellitus dari kesemutan lemah












Kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya berdasarkan proses penyakit diabetes mellitus dari klien sering bertanya-tanya tentang penyakitnya Nutrisi dapat terpenuhi












Ekstermitas kembali normal













Klien dapat memahami tentang penyakitnya • Kaji masukan diet dan status nutrisi
• Pantau masukan makanan harian klien
• Berikan porsi makan sedikit tapi sering
• Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan program latihan

 Ubah posisi minimal setiap 2 jam

 Letakkan posisi telungkup 1x atau 2x sehari

 Tinggikan tangan dan kepala
 Monitor keterbatasan aktivitas kelemahan saat aktivitas

 Jelaskan Tentang penyakit DM yang spesifik
 Bicarakan tentang kontrol penyakit melalui penatalaksanaan
 Ciptakan lingkungan yang saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian
 Jelaskan kepada os tentang prosedur tindakan medis yang akan kita lakukan

- Untuk memenuhi diet sesuai kebutuhan
- Untuk mencegah terjadinya peningkatan KGO
- Untuk membantu peningkatan masukan kalori
- memberikan tindakan
yang spesifik



o Menurunkan resiko terjadinya sirkulasi yang lebih buruk
o Mempertahankan ekstensi panggul


o Meningkatkan aliran balik vena
o Merencanakan intervensi dengan tepat



 Supaya pasien pasien memahami penyakitnya

 Mempercepat penyembuhan penyakit

 Menanggapi dan memperhatikan
























CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Mahasiswa : Muhammad Iqbal Nama Pasien: Tn. S
Nim : 051 403 015 Ruangan : Mawar
No. Register : 076866

Tgl/Bln Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan Tanda tangan/Paraf
Kamis, 18 juni 2008








































































































Jumat, 19 juni 2008






















































Sabtu 20 juni 2008





I

































II





































III


































I



























II




























I















II







 Mengkaji masukan diet dan status nutrisi
 Memantau masakan makanan harian klien
 Memberikan porsi makanan sedikit tapi sering
 Berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan program latihan


















- Mengubah posisi minimal setiap 2 jam
- Meletakkan posisi telungkup 1x atau 2x sehari
- Meninggikan tangan dan kepala
- Memonitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
























- Menjelaskan tentang penyakit DM yang spesifik
- Membicarakan tantang kontrol penyakit melalui penatalaksanaan
- Menciptakan lingkungan yang saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian





















- Mengkaji Masakan diet
- Memantau masukan makanan harian klien
- Memberikan porsi makanan sedikit tapi sering
- Berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan program latihan
- Memberi makanan / disajikan dalam keadaan hangat









-Mengubah posisi minimal setiap 2 jam.
-Meletakan posisi telungkup I kali atau 2 kali sehari.
-Meninggikan tangan dan kepala
-Memonitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas.
















- Mengkaji Masakan diet
- Memantau masukan makanan harian klien
- Memberikan porsi makanan sedikit tapi sering
- Berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan program latihan

- Mengubah posisi minimal setiap 2 jam.
-Meletakan posisi telungkup I kali atau 2 kali sehari.
-Meninggikan tangan dan kepala
dan Memonitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas.















S : Klien Mengatakan Tidak Selera Makan
O : Porsi Yang Disajikan Tidak Habis
A : Pemenuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
P : - Kaji Masukan Diet Dan Status Nutrisi
- Pantau Masukan Makanan Harian Klien
- Berikan Porsi Makan Sedikit Tapi Sering
- Kolaborasi Dengan Dokter Untuk Menentukn Program Latihan
I : * Mengkaji Masukan Diet Dan Ststus Nutrisi
* Memantau Masukan Makanan Harian Klien
* Memberikan Porsi Makanan Sedikit Tapi Sering
* Berkolaborasi Dengan Dokter Untuk Menentukan Program Latihan
E : Masalah belum teratasi
R : Rencana tindakan dilanjutkan

S : - Klien mengatakan badan tersa lemah
- Klien mengatakan bagian ekstremitas atas dan bawah sering kesemutan
O : Klien tampak berbaring diatas tempat tidur
A : gangguan ekstremitas gerak
P : - Ubah posisi setiap 2 jam
- Letakkan posisi telungkup 1x atau 2x sehari
- Tinggikan tangan dan kepala
- Monitor keterbatasan aktivitas
I : - Mengubah posisi minimal setiap 2 jam
- Meletakkan posisi
telungkup 1x atau 2x sehari
- Meninggikan tangan dan kepala
- Memonitor keterbatasan aktivitas ,kelemahan saat aktivitas
E : Masalah belum teratasi
R : Rencana tindakan dilanjutkan

S : Klien mengatakan apakah penyakitnya akan cepat sembuh
O : Klien selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya
P : - Jelaskan tentang penyakit DM spesifik
- Bicarakan tentang kontrol penyakit melalui penatalaksanaan
- Ciptakan lingkungan yang saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian
I : - Menjelaskan tentang penyakit DM yang spesifik
- Membicarakan tentang kontrol penyakit melalui penatalaksanaan
- Menciptakan lingkungan yang saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian
E : Masalah teratasi
R : Rencana tindakan dihentikan

S : Klien mengatakan tidak selera makan
O : Porsi yang disajikan tidak habis (1/4)
A : Pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan
P : Rencana tindakan sda
I : - Mengkaji masukan diet
- Memantau masukan makanan makanan klien
- Memberfi porsi makan sedoikit tapin sering
- Memberi makan disajikan dalam keadaaan hangat
- berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan program latihan.
E : Masalah sebagian teratasi
R : R/tindakan di lanjutkan


S : Klien mengatakan badan terasa lemah
- klien mengatakan bagian ekstremitas atas dan bawah sering kesemutan
O : klien tampak berbaring ditempat tidur.
A : Gangguan pola aktivitas
P : Rencana tindakan dilanjutkan.
I : - Mengubah posisi minimal setiap 2 jam
- Meletakkan posisi telungkup 1 kali/ 2 kali sehari
- Meninggikan tangan dan kepala
- Memonitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
E : Masalah sebagian teratasi.
R : R/tindakan dilanjutkan


S : Klien mengatakan tidak selera makan
O : Porsi yang disajikan tidak habis (1/4)
A : Pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan
P : Rencana tindakan sda
I : Intervensi sda.
E : Masalah sebagian teratasi
R : R/tindakan di lanjutkan




S : Klien mengatakan badan terasa lemah
- klien mengatakan bagian ekstremitas atas dan bawah sering kesemutan
O : klien tampak berbaring ditempat tidur.
A : Gangguan pola aktivitas
P : Rencana tindakan sda
I : Intervensi sda
E : Masalah sebagian teratasi
R : Rencana tindakan dilanjutkan.